Sabtu, 17 Maret 2012

Bentrok dengan Brajamusti, Anggota The Maident Kritis



YOGYAKARTA – Dua pendukung PSIM Yogyakarta, Brajamustidengan The Maident kembali memanas. Sore kemarin, kedua kelompok suporter ini bentrok usai pertandingan antara PSIM dengan Persiku Kudus di Stadion Mandala Krida Yogyakarta.


Akibat bentrokan ini, anggota The Maident, Muhammad Nurul Huda,16, pemuda Kuncen, Pakuncen, Wirobrajan terkena empat luka tusuk di bagian dada. Bentrokan terjadi di Jalan HOS Cokroaminoto,Tegalrejo, Yogyakarta kurang lebih pukul 18.30 WIB. Kejadian bermula saat korban bersama teman-temannya melakukan konvoi.Saat itu,mereka bertemu dengan kelompok lain menggunakan motor dan terjadi penyerangan.


Korbanyangterkenaempatluka tusuk di bagian dada langsung dilarikan ke RS Ludira Husada, Tegalrejo.Namun karena kondisi yang parah,korban lantas dirujuk ke RSUP DR Sardjito. Afian, 18, salah seorang teman korban saat ditemui SINDO di Polsek Tegalrejo mengatakan, setelah melaukan konvoi dia bersama beberapa orang temannya mampir di warung bubur kacang hijau.

Sabtu, 03 Maret 2012

Tanggapan wali kota jogja tentang tawuran pelajar


WALIKOTA : PELAJAR KOTA JANGAN “KATROK”



Menyikapi terjadinya kasus tawuran antar pelajar yang terjadi di Kota Yogyakarta akhir-akhir ini, Walikota Yogyakarta H. Herry Zudianto dan Kapoltabes Yogyakarta belum lama ini menggelar dialog dengan para Kepala Sekolah, Pengurus OSIS dan perwakilan siswa SMA/SMK se Kota Yogyakarta bertempat di Ruang Utama Atas Balaikota. Melalui forum ini, Walikota ingin mengetahui persoalan, kegelisahan dan kegerahan apa yang dirasakan para pelajar sehingga memicu aksi tawuran antar pelajar. Hal ini sebagai wujud komitmen keseriusan Walikota terhadap dunia pendidikan di Kota Yogyakarta.
“Nasib bangsa Indonesia ditentukan oleh persatuan dari kebhinnekaannya, untuk itu para pelajar diharapkan dapat menyelesaikan perselisihan diantara mereka secara baik sesuai dengan kadar intelektualitas. Janganlah para pelajar menyelesaikan persoalannya dengan “katrok”, terang Walikota ketika mengawali dialognya.

MAN 2 jogja "say NO!" tawuran pelajar


Selama ini banyak pandangan negatif yang melekat pada diri pelajar SMA. Mereka sering dianggap nakal, suka tawuran, dan anggapan hal negatif lainnya. Kenyataan itu disadari sepenuhnya oleh MAN 2 Yogyakarta. Sehingga pihak sekolah selalu mengadakan pengawasan terhadap siswa-siswinya.



Setiap hari, sekolah selalu mengadakan pengawasan dari pagi hingga sore hari saat waktu pulang sekolah. Hal itu disampaikan oleh Umi Solikhatun, guru BK MAN 2 Yogyakarta kepada Edupost Selasa (13/9) pagi.



“BK bekerja sama dengan kesiswaan dan guru piket selalu mengawasi siswa tiap hari. Saat jam istirahat kedua, semua harus sholat dzuhur berjamaah. Kami juga memiliki kalender bulanan siswa perempuan, sehingga akan terdeteksi siswi yang berhalangan dan yang tidak berhalangan,“ ungkap Umi.

Geng sekolah mana ini ?

wilayah balai kota jogja


daerah kantor pos jogja (perempatan malioboro)



Tanggapan orang tentang tawuran pelajar jogja


Hari ini saudara saya sendiri jadi korban pemukulan orang yang nggak dikenal. Lagi-lagi penyebabnya adalah identitas sekolahnya. Ya, memang sih saat itu dia pakai celana olahraga yang ada identitas sekolahnya. Tapi kejadian ini memang diluar dugaan karena dia masih anak angkatan baru, dan saya tahu betul kalau dia tipe yang nggak suka kumpul-kumpul untuk cari onar. Memang nggak parah sih bekas pukulannya, syukurnya tidak separah seperti pengalaman orang lain yang biasa diceritakan teman-teman saya.



Usaha pemerintah Jogja untuk mengurangi tingkat resiko kekerasan pada pelajar SMA, terutama yang laki-laki, karena disebabkan oleh permusuhan siswa antar sekolah memang setidaknya sudah sedikit dilakukan. Badge sekolah yang dulunya menjadi simbol asal sekolah di SMA kota sekarang diubah menjadi “Pelajar Kota Yogyakarta”. Jadi setidaknya orang-orang yang sebenarnya nggak bersalah tetapi sering jadi objek kekerasan, bisa lebih terselamatkan. Tentunya asalkan juga tidak tempel stiker sana sini di badan motor atau helmnya.

Nama-nama gank SMK jogja



SMK (Sekolah Menengah Kejuruan)
1. SMK N 1
  • Alamat : Jl. Kemetiran Kidul No 35 Yogyakarta
  • Genkschool : -
  • Alamat : Jl. AM Sangaji 47 Yogyakarta
  • Genkschool : STEMSA (Squad Team Jetis Satu)
  • Alamat : Jl. R.W. Monginsidi No 2 Yogyakarta
  • Genkschool : VOZTER (Revolution Zhetis Loro)
4. SMK N 4
  • Alamat : Jl. Sidikan 60 Umbulharjo, Yogjakarta
  • Genkschool : FORKAT 
5. SMK N 5
  • Alamat : Jl. Kenari No. 71 Yogyakarta
  • Genkschool : VASCAL (Vandalisme Esemcka Lima)

Nama-nama Geng SMA di jogja



SMA (Sekolah Menengah Atas)
1. SMA N 1
  • Alamat : Jl. HOS Cokroaminoto no 10 YK
  • Genkschool : -
2. SMA N 2
  • Alamat : Bener, tegalrejo, Sleman
  • Genkschool : NCZ (Nocazta)
3. SMA N 3
  • Alamat : Jl. Laksda Laut Yos Sudarso 7 Yogyakarta
  • Genkschool : TNT (Tentara Nasioal Tigabhe) / Padmanaba
4. SMA N 4
  • Alamat : Jl. Magelang, Karangwaru Lor, Yogyakarta
  • Genkschool : SMC (Sunday Morning Cartoon) / Patbhe
5. SMA N 5
  • Alamat : Jl. Nyi. Pembayun 39 Kotagede, Yogyakarta
  • Genkschool : ROEVER (Repoeblik Five Revolution) / Mache

Sistem Geng sekolah jogja



Jogja adalah kota nomer 2 setelah Jakarta yang terkenal tawuran nya.
Sistem genk sekolah Jogja berbeda dengan kota-kota lainnya. Bahkan sistem tawuran nya berbeda-beda. Bukan bermaksud mengajarkan tentang tata cara dalam tawuran, tapi ini hanya sekedar bahan bacaan ntuk kita ketahui saja.. :)
berdasarkan pengalaman dari pelajar yang sering ikut tawuran.
 Berikut adalah sistem tawuran nya :
1. Kliteh / Konvoi
  • Kliteh adalah konvoi memutari kota dan biasanya dilewatkan ke wilayah atau markas genk musuh dan bertujuan untuk terciptanya tawuran. Kliteh menggunakan motor yang dinaiki 2 orang, yaitu Jongki dan si pembonceng, Kliteh memakai formasi 2-2 (2 motor kebelakang).
2. Gembyeng
  • Gembyeng adalah keadaan saat sudah terjadi tawuran. Genk sekolah satu sama lain sudah turun dari motor dan sudah saling menyabetkan sajam atau melempar batu.

Awal mula Oestad VS Pastoer



(koran Kedaulatan Rakyat dengan sub-judul Pelajar Terlibat Tawuran, Sekolah Diminta Beri Sanksi Tegas)

tulisan ALLAH itu di coret2 ketika pertandingan futsal antar SMA se-jogja yg di selenggarakan oleh PAN

pertandingan ini antara BODA vs Muga(muhammadiyah 3)
gampang bgt klo masalah kya gini bisa sampe tau orang luar..
terutama bagi kalangan pelajar (termasuk saya sendiri.. :D)

neh ak copykan beritanya..(bagian yg penting aja ya soalnya bnyk bgt T_T)

"Sementara itu, Senin kemarin puluhan siswa dari 4 Sekolah Menengah Atas (SMA) swasta di Yogyakarta,Senin (3/9) siang nyaris terlibat keributan dengan sebuah SMA swasta di Yogyakarta. keributan dipicu dari kesalah pahaman yg terjadi tiga hari sebelumnya,terkait dengan penyelenggaraan kegiatan olah raga.Tetapi berkat kesiagaan petugas Polsektabes Gondokusuman dan Poltabes Yogyakarta, keributan antar pelajar itu berhasil di kendalikan.
Petugas Polsektabes Gondokusuman Yogyakarta AKP Suhartoyo dan Dalmas Poltabes Yogyakarta dipimpin Bripka Jawardi langsung mendatangi TKP.Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta Drs Syamsuri dan Kepala Sekolah Swasta yang menjadi sasaran penyerbuan segera melakukan langkah preventif dengan membubarkan seluruh siswanya sebelum situasi berubah lebih kacau."

Tanggapan BODA atas matinya anak GAMA


Sadis, itulah yang dilakukan pelajar SMU Bokri II, FY (18). Anak pertama dari empat bersaudara ini nekat membawa senjata tajam jenis celurit saat terjadi tawuran pelajar di simpang tiga Jalan Prof Yohanes, tepatnya di belakang Gallery Mall Yogyakarta.



Bahkan, celurit yang di bawanya itu mendarat di dada bagian kiri lawannya, pelajar kelas II SMU Gama Yogyakarta, AdityaWilama Putra (17) pun roboh. Akibatnya, Aditya mengembuskan nafas terakhir di RS Panti Rapih Yogyakarta beberapa jam setelah insiden tawuran pelajar ini.


"Saya sendiri tidak tahu masalahnya apa, tapi beberapa hari sebelumnya ada teman kami yang dikeroyok. Mereka (SMU Gama) menggunakan gir bekas motor, dan saya bawa celurit hanya untuk jaga diri saja. Saat terjadi tawuran kemarin, saya pake," ucap pelajar yang baru menyelesaikan Ujian Nasional pada 18-20 April kemarin di Mako Polsekta Gondokusuman Yogyakarta, Jum'at (22/4/2011).

SMK Piri 1 tawur lawan SMK Muh 3


Tradisi tawuran antara Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Piri I versus SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta terjadi lagi, Sabtu (01/10), sekitar pukul 11.00 WIB. Akibatnya, seorang siswa SMK Piri mengalami luka sabetan benda keras dibagian kepala hingga sempat dirawat di rumah sakit dan empat siswa diamankan di Mapolsek Umbulharjo. 





Informasi yang dihimpun Tribun Jogja menyebutkan, pemicu tawuran antar kedua sekolah yang sudah bermusuhan sejak lama itu, diawali dari munculnya informasi siswa SMK Piri akan mendatangi SMK Muhammadiyah 3 (Muga) untuk mengajak tawuran.

Enam daerah rawan tawuran di DIY


Berdasar pemetaan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Jogja, terdapat enam daerah rawan tawuran di DIY. Lokasi rawan pertama, jalan raya sepanjang tepi Selokan Mataram. Kedua, daerah sekitar Babarsari. Ketiga, Jalan Affandi (Gejayan),  Monjali, Kaliurang, Godean, Magelang. Keempat, kompleks UGM terutama di Fakultas Sastra dan Ilmu Budaya dan lembah UGM.



Kelima, kawasan sekitar balai kota jogja, GOR Amongrogo, Stadion Mandala krida dan Jalan Kusumanegara. Keenam, daerah Kota Baru Gondokusuman, Stadion Kridosono, Gereja Kota Baru dan Masjid Syuhada.


Samsury, Kepala Disdik Kota Jogja, mengatakan salah satu cara mencegah kekerasan antar pelajar adalah melalui kebijakan seragam sekolah yang sama. Tanpa atribut seragam yang dapat membedakan antar sekolah, pihaknya berharap tidak muncul sentimen yang bisa memicu kekerasan antar siswa.

“Kami berharap swasta melakukan serupa, sehingga sentimen antar sekolah bisa ditekan,” kata Samsury, saat menjadi pembicara di sarasehan pencegahan dan penanggulangan perilaku bullying pada siswa SMA/SMK di UST, Kamis (7/5) pagi ini.


http://www.harianjogja.com/2009/harian-jogja/kota-jogja/enam-daerah-rawan-tawuran-di-diy-132515

Rencana aksi tawuran pelajar SMA digagalkan oleh warga


Awal mula, sekelompok siswa SMA sedang berkumpul di Simpang Tiga Jati Kencana Tegalrejo Yogyakarta, warga yang melihat segerombolan tersebut mencurigai dan melaporkannya ke Polsek Tegalrejo Yogyakarta. Anggota Polsek dengan cepat menindaklanjuti laporan warga dan melakukan pengecekan serta penggeledahan terhadap pelajar tersebut dan ditemukan beberapa senjata tajam maupun tumpul. Setelah dilakukan pemeriksaan ternyata sekelompok pelajar tersebut hendak menyerang SMA N 2 Yogyakarta yang ketika itu sedang melaksanakan kegiatan buka bersama dan terawih. Petugas dari Polsek Tegalrejo berhasil mengamankan beberapa barang bukti, yakni 28 unit sepeda motor; 2 buah sabuk dimodif dengan gir sepeda motor; 3 buah pedang; 2 buah palu; 2 buah tongkat besi; 1 buah sabuk; 1 buah linggis; 1 buah bom Molotov berisikan paku; 1 buah rantai; 1 buah setrum kejut dan 1 botol bir. Selanjutnya sekelompok pelajar tersebut diserahkan ke Polresta Yogyakarta guna pemeriksaan lebih lanjut. Menindaklanjuti temuan tersebut, pada malam harinya Tim Buser Reskrim Polresta Yogyakarta melakukan penyisiran di TKP dan wilayah rawan lainnya. Yang berhasil menangkap sembilan pelajar di wilayah Kota Baru Gondokusuman Yogyakarta. Dari oknum pelajar yang ditangkap tersebut berhasil diamankan barang bukti berupa; 4 unit sepeda motor; 1 buah clurit; 1 buah sabuk dimodifikasi dengan gir sepeda motor; sebilah pedang dan 1 batang kayu. Untuk mencegah terjadinya bentrok antar kelompok pelajar, atau kelompok masyarakat lainnya, maka partisipasi warga sangat diperlukan. Terlebih peran dari orang tua pelajar. Bukan tidak mungkin, di tengah aktifitas sekolah, siswa atau pelajar tersebut melakukan tindakan yang berpotensi meresahkan warga dan bersifat criminal. Untuk dapat menekan angka kriminalitas di kalangan pelajar, mutlak peran masyarakat, utamanya orang tua dan sekolah sangat diperlukan.




http://jogja.polri.go.id/berita/rencana-aksi-tawuran-pelajar-sma-digagalkan-oleh-warga.html

Puluhan pelajar tawuran di JEC, 3 masuk RS


Puluhan pemuda pelajar SMA dan SMP di Jogja terlibat tawuran Minggu (21/8) dini hari. Tiga orang korban tepaksa dilarikan ke Rumah Sakit (RS), satu diantaranya sempat kritis karena luka bacokan.



Dari informasi yang dihimpun Harian Jogja, tawuran terjadi Minggu (21/8) sekitar pukul 00.30 WIB di depan gedung Jogja Expo Center (JEC), di daerah Banguntapan, Bantul. Kasetyadi, salah seorang security gedung JEC yang malam itu berada di lokasi kejadian menceritkan, sedikitnya 50 orang lebih pemuda menggunakan sepeda motor saling bentrok. Awalnya satu rombongan mondar mandir di depan JEC menggunakan sepeda motor, lalu berhenti di pinggir jalan.

Tiba-tiba datang rombongan lain yang juga menggunakan sepeda motor dari arah barat. Salah satu orang berteriak menyebut nama ‘BBC’ setelah itu kedua rombongan tersebut langsung saling serang. Ada yang melempar dengan batu, memukul dengan besi dan membawa alat penyetrum ada pula yang menggunakan senjata tajam. “Banyak sekali ada sekitar 50 motor kalau orangnya pasti lebih karena kan ada yang boncengan, ada yang teriak itu BBC, pas teriak itu langsung menyerang, mungkin BBC itu maksudnya geng dari Babarsari,” katanya saat ditemui di rumahnya di wilayah Gedong Kuning

Geng pelajar bergerak terselubung



Hingga Selasa (23/8) siang, pihak SMA N 1 Depok belum menerima laporan resmi terkait tawuran pelajar yang terjadi di depan gedung Jogja Expo Center (JEC), Banguntapan, Bantul, Minggu (21/8) dini hari lalu.



“Kami baru tahu dari berita di koran. Belum ada polisi maupun pihak orangtua korban yang melapor ke sekolah,” kata salah satu guru SMA N 1 Depok, Jarwo.

Seperti diberitakan sebelumnya, tawuran yang melibatkan lebih dari 50 pelajar itu mengakibatkan tiga korban harus dilarikan ke RS. Dua di antaranya adalah Feri Ardi, siswa SMA N 1 Depok dan Aditya Baskoro, siswa SMA 3 Muhamadiyah Jogja. Tawuran itu bermula saat salah satu pemuda meneriakkan “BBC”.

Jarwo juga baru tahu dari koran kalau salah satu siswanya, Feri Ardi, sempat kritis karena luka bacok di punggung. Pihak sekolah belum menengok korban yang kini masih dirawat di RS Pantirapih, Jogja.

Gara gara saling ejek di facebook


Setelah memeriksa 12 orang siswa yang diduga terlibat aksi pengeroyokan pemuda di Gondokusuman, Poltabes Jogja Selasa (22/12) siang kemarin, telah menahan satu tersangka.



Sementara Dinas Pendidikan Kota Jogja (Disdik), pa da hari yang sama, telah memanggil beberapa kepala se kolah dan meminta mereka meredam gejolak di sekolah pasca tawuran yang me nyebabkan satu orang meninggal yang terjadi Minggu (20/12) dini hari lalu.

Kapoltabes Jogja, AKBP Ahmad Dofi ri mengungkapkan, pihaknya telah memeriksa 12 orang dalam penyelidikan kasus pengeroyokan pada Minggu lusa.

Dia berkata, dari 12 orang yang telah diperiksa, satu di antaranya sudah ditahan dan lima lainnya masih diperiksa secara mendalam.

Saling bersitegang, dua kekompok pelajar tawur di Baciro



Aksi tawuran antara pelajar siswa SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta dan SMK PIRI I Yogyakarta terjadi di kawasan Baciro, Gondokusuman, tepatnya di sisi barat Stadion Mandala Krida Yogyakarta, Rabu (25/11). Akibat kejadian ini, beberapa pelajar sempat dibawa petugas untuk dimintai keterangan.



Informasi para saksi di tempat kejadian, kejadian terjadi sekitar pukul 11.15 WIB. Saat itu, puluhan pelajar dengan seragam batik (SMK Muhammadiyah 3. red) datang dengan menggunakan sepeda motor dari arah barat menuju stadion Mandala Krida. Sesampainya di pertigaan SMK PIRI I, kelompok pelajar tersebut berpapasan dengan kelompok pelajar yang lain (SMK PIRI I. red). Di tempat ini pula, langsung pecah baku pukul antara kedua kubu pelajar.

Pulang sekolah, siswa SMA 9 dibacok



Pelajar SMA 9 Yogyakarta, Rajibullah Himadudin (17) dibacok segerombolan pelajar dari sekolah lain, Rabu, (10/8), sekitar pukul 15.00 WIB. Akibat pembacokan itu, korban mengalami luka di bagian punggungnya.




Informasi yang dihimpun Tribunjogja.com, korban pulang dari sekolah melintas di seputaran Galleria Yogyakarta. Tiba-tiba dia dihadang oleh lima orang berboncengan sepeda motor.


Mereka diketahui menantang korban untuk diajak berkelahi, sebab merasa tidak kenal dengan penghadang, korban memilih untuk berbalik arah.

Pelajar SMA muhammadiyah dikeroyok siswa SMK



Tawuran antar pelajar terjadi di Yogya. Kali ini korbannya siswa SMK Muhammadiyah 3. Kejadian di Jalan Tegalturi, pada Sabtu (15/11/2011), membuat warga sekitar kaget. Bahkan, warga sekitar tempat pemukulan berusaha mengejar pelaku.



"Rombongan pelaku penyerangan berjumlah 20 motor," ujar Doni Kurniawan (27), warga Tegalturi, pada Tribun Jogja, Sabtu (15/1/2011).


Sayangnya, pengejaran itu tidak membuahkan hasil. Pelaku yang menggunakan 20 sepeda motor itu langsung tancap gas, begitu warga sekitar keluar dan hendak mengejar mereka.

Diceritakan Doni, saat itu korban sedang berboncengan menggunakan sepeda motor, melintas di Jl Tegalturi. Tiba-tiba dari belakang, sekitar 20 sepeda motor datang. Salah seorang pengejar itu menendang motor Doni hingga ambruk.

Anggota geng pelajar jogja ditangkap


Jajaran Kepolisian Kota Yogyakarta tangkap lagi dua alumni SMK Islam di jalan Bantul yang terlibat tawuran antar geng akhir pekan lalu. Kedua pelaku diketahui melakukan penusukan terhadap Riski Yuda (16) pelajar warga Sleman Yogyakarta hingga mengalami luka tusuk sedalam enam centimeter.



Dua alumni anggota geng yaitu Fredi (21) dan Anggun (21) keduanya alumni SMK Islam. Mereka bersama kelompoknya terlibat tawuran di Jalan Melati Wetan, Gondokusuman, Yogya pada Minggu (4/12) dini hari.


“Mereka mengeluarkan senjata tajam kemudian mengacungkan seolah menantang, selanjutnya terjadi bentrok,”kata tersangka di Mapolsek Gondokusuman, Jumat (9/12).

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes